Alkitab Mengajar Agar Pemimpin Itu Takut Akan Tuhan Tidak Serakah





Tinggal menghitung hari Bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan ke 76. Ini merupakan perayaan kedua di saat wabah virus corona masih melanda negara, termasuk didalamnya Provinsi Sulut.
Ada beragam teori terkait belum rendahnya penularan Covid 19. Mulai dari sikap masyarakat yang acuh terhadap protokol kesehatan. Namun ada pula yang menilai mutasi virus corona yang sifatnya lebih cepat menular.
Dari semua teori itu, sebagai orang kristen yang percaya pada Tuhan Yesus. Alkitab telah memuat mengenai berbagai hal terkait penghukuman Tuhan, lewat berbagai penyakit akibat sikap hidup manusia yang tidak taat dan setia kepada perintah Tuhan.
Beberapa diantaranya berkaitan dengan sikap para penguasa dunia yang merasa diri hebat dan kuat, sehingga lupa terhadap Tuhan. Baik dalam tindakan maupun cara memimpin rakyat.
Satu contoh ketika raja Firaun tidak percaya kepada Allah bisa membebaskan bangsa Israel. Tuhan Allah melalui Musa, telah mengingatkan Firaun, namun karena keserakahan dan sikap hidup tidak mengenal Tuhan, maka beragam musibah mulai dari berbagai jenis hama yang merusak tanaman sebagai sumber makanan orang Mesir dimusnahkan, kemudian penyakit menyerang seluruh orang Mesir hingga banyak yang meninggal, dan kemudian kematian anak Sulung orang Mesir.
Dari contoh di atas maka bisa diambil kesimpulan bahwa, menjadi pemimpin itu harus mengutamakan Tuhan, sehingga Tuhan berkenan menjauhkan dari musibah baik itu bencana alam maupun non alam.
Nah, ini juga yang selalu diingatkan oleh Ketua Pria Kaum Bapa Sinode GMIM, Pnt DR Ir Godbless Sofcar Vicky Lumentut SH MSi DEA.
Dikenal sebagai sosok yang takut akan Tuhan, mantan Walikota dua periode Kota Manado ini. Setiap hari mengambil waktu memuji Tuhan dan membaca Firman-Nya.
Di bulan Juli yang baru saja lewat. GSVL demikian dia biasa disapa membaca  kitab 1 dan 2 Raja-Raja serta 2 Samuel. Dan inti perenungan Firman Tuhan pada pembacaan itu, tentang sikap hidup manusia khususnya pemimpin yang jauh dari Tuhan, tidak mempraktekkan secara nyata perintah dan ajaran Tuhan. Hingga membuat Tuhan Allah murka.
"Saya membaca Alkitab di pembacaan 2 Raja-Raja serta 2 Samuel pada bulan Juli. Inti renungan yang bisa saya sampaikan seperti dalam (2 Raja- Raja 17:18,20), dimana kejahatan tidak lagi dilakukan oleh pribadi atau individu, tetapi sudah membudaya dan dilakukan semua orang. Karena itu penghukuman Tuhan bisa saja terjadi dalam skala besar dan sifatnya masif terjadi pada seluruh bangsa," ucap GSVL.
Lanjut disampaikan GSVL, Tuhan mendambakan pemimpin yang totalitas hidupnya diserahkan pada otoritas Allah. Sebagaimana diteladankan oleh Raja Daud, dimana Tuhan senantiasa memberkati, menjaga dan melindungi Daud karena kedekatannya dengan Tuhan.
"Penguasa yang baik seperti Raja Daud membawa rakyatnya kepada kesejahteraan dan takut akan Tuhan. Sebaliknya seorang penguasa jahat contohnya Firaun membawa seluruh rakyat pada dosa dan penghukuman. Belajar dari Firman di 2 Raja-Raja 21:11-16, betapa pentingnya mendapatkan seorang pemimpin yg baik dan takut akan Tuhan," tutur Mantan Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini.
GSVL kemudian menyampaikan, sifat manusia yang lebih mementingkan harta, kekuasaan dan popularitas sehingga menghalalkan segala cara. Nafsu duniawi membutakan mata hati manusia,  sehingga apa yang dianggap berharga versi dunia bagi mereka tidak mungkin dipindahtangankan.
"Keserakahan tidak menghargai prinsip bahwa yang berharga itu adalah berbuat baik, benar dan berkenan di Mata Tuhan justru berbalik dengan memaksakan kehendaknya dengan cara-cara kotor. Betapa berbahayanya ketika keserakahan bersatu dgn kekuasaan. Lihat bacaan di 1 Raja-Raja 21:1-16, 18-19." Urai GSVL.
Benar apa yang disampaikan GSVL, kita bisa melihat secara nyata bagaimana cara dan sikap beberapa oknum pemimpin kita terutama di Sulut. Keserakahan demi memperoleh kekuasaan, keserakahan demi mendapatkan harta atau materi berlimpah, merupakan tindakan berbahaya. Mereka lupa akibat dari tindakan itu, banyak rakyat tak merasakan kesejahteraan, orang miskin makin tersisih. Karena para pemimpin hanya berpikir untuk diri sendiri maupun kelompok tertentu.
"Seorang penguasa lalim dan serakah akan kehilangan keadilannya dan menjadi tidak lebih dari seorang pemeras bagi rakyatnya. Perlu dicamkan, bahwa menjadi pemimpin itu atas kehendak Tuhan. Tuhanlah yg membuat penguasa itu bertahta, dan Dia akan menghukum penguasa yg serakah. Silahkan baca di (2 Samuel 12:1-7)," papar GSVL.
Namun demikian, seperti diutarakan GSVL. Ditengah-tengah kemarahan dan hukuman Tuhan, karena cara hidup manusia dan pemimpin yang tidak takut berbuat dosa. Tuhan selalu merindukan pertobatan umat-Nya. Tuhan menghargai setiap pertobatan yg tulus  dan akan mengecualikanya dari manusia yang tetap berbuat dosa. Dimana satu saat kelak mereka akan dihancurkan-Nya, seperti tertuang dalam 2 Raja-Raja 22:15-20.
"Ayo mari kepada para pemimpin di Sulut, bertobat dan berserah penuh pada Tuhan. Sebagai jemaat dan masyarakat kita juga harus mendoakan semua pemimpin di Sulut baik yang ada di dunia sekuler dan di pelayanan Gerejawi dimana saja mereka berada agar dijauhkan dari roh keserakahan.  Kita juga minta Tuhan karuniakan pemulihan pada bangsa Indonesia tercinta agar segera terbebas dari virus corona. Hingga kita hidup sehat, rukun, baik,  aman, damai, mengasihi, membantu sesama dan dipenuhi sukacita iman. Selamat menyambut hari kemerdekaan, Tuhan kiranya menjaga dan melindungi bangsa kita tercinta," tutup GSVL. (jeklymassie)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berintegritas dan Sarat Pengalaman, CBT-GSVL Pasangan Paling Tepat Pimpin Sulut

Rekreasi Sederhana GSVL Bersama Istri dan Cucu Nikmati Pemandangan Danau Tondano Kuliner Kawangkoan Serta Udara Sejuk Danau Linow

GSVL Tetap Setia Melayani Meski Dihantam Beragam Cobaan