Ibadah Minggu Sengsara VI Keluarga Besar Lumentut-Runtuwene, GSVL: Tangisi Diri Kita Yang Penuh Dosa dan Mohon Pengampunan Dari Tuhan
Sebagai manusia tentunya Tuhan Yesus juga mengalami emosi dalam hidupnya. Menangis adalah luapan emosi yang pernah dilakukan Tuhan Yesus. Perbedaannya dengan manusia yang lain adalah tiap tetesan air mata Tuhan Yesus mengandung rasa kebaikan, ketulusan, keikhlasan dan perasaan cinta kasih-Nya yang begitu luar biasa bagi manusia.
Yesus menginginkan bahwa air mata-Nya yang tercurah tidak sia-sia, dan manusia menyikapinya untuk melakukan kebaikan dan kebenaran. Karena itu saat Dia dalam perjalanan menuju penyaliban, Tuhan Yesus berusaha tegar dalam derita. Yesus tidak menginginkan penderitaan yang sedang Dia jalani menjadi beban bagi manusia.
Sebagaimana tertulis dalam Alkitab Lukas 23:27-28. 'Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ”Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!'.
Demikian bahan perenungan serta bacaan Alkitab yang disampaikan, Ketua Pria Kaum Bapa Sinode GMIM, Pnt DR Ir Godbless Sofcar Vicky Lumentut SH MSi DEA. Saat beribadah Minggu Sengsara VI, di rumah bersama Keluarga besar Lumentut-Runtuwene.
"Yesus turun ke dunia menjadi manusia. Sama seperti kita Tuhan Yesus juga pernah menangis. Namun substansi mengapa air mata Tuhan Yesus Menetes berbeda dengan air mata kita. Dan dari bacaan Kitab Lukas ini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus meminta agar jangan menangis terhadap diri-Nya melainkan tangisi diri kita sendiri yang sering melakukan dosa yang tidak berkenan dihadapan Allah," ucap GSVL.
Diuraikan Walikota dua periode Manado ini, bahwa perintah Tuhan Yesus agar setiap manusia menangisi pribadi masing-masing. Seharusnya jadi bahan introspeksi diri. Apakah sebagai manusia selama hidup, sudah menjalankan perintah dan kehendak Tuhan, atau malah memperalat nama-Nya demi mengejar harta dan tahta.
"Tuhan Yesus meminta kita menangisi diri kita agar kita kembali kepada ajaran kebaikan dan kebenaran-Nya. Bukankah Allah memperhatikan setiap tetesan air mata dari anak-anak yang dikasihi-Nya. Kita baca dalam Kitab Mazmur 56:9. 'Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?' Jadi jangan sampai air mata kita dipenuhi kemunafikan yang mengakibatkan kita menjadi berdosa dan dipenghakiman terakhir kita tidak mendapat pengampunan dari Bapa di Surga," seru GSVL.
Dilanjutkan GSVL. Sebagai manusia yang telah ditebus dari maut dengan kematian Tuhan Yesus. Manusia harus bersyukur dan secara sadar mengakui dosa kemudian memperbaiki cara juga sikap hidup yang benar-benar murni, taat dan setia kepada Tuhan.
"Bawalah hidup kita menjadi kudus dan mulia dihadapan Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan ketika kita bisa selesai mengerjakan tugas pekerjaan serta pelayanan, karena Tuhan telah memberi penyertaan dan kekuatan. Jangan takut mempertahankan kebenaran dan kebaikan serta keadilan, sekalipun derita, kesesakan, fitnah, ejekan akan kita alami oleh orang yang membenci kita, oleh mereka yang mengaku pelayan Tuhan tapi pada praktiknya hanya mengejar nafsu duniawi dan mendengar perintah manusia lain. Karena lebih baik kita dibenci oleh manusia karena keteguhan iman kita tetapi disayang Tuhan. Daripada kita dieluk-elukkan oleh manusia namun dibenci oleh Tuhan. Selamat memasuki perayaan Jumat Agung, tetap teguh, senantiasa taat sebagai alat kesaksian Tuhan bagi seluruh umat manusia, Tuhan Yesus memberkati. Amin," demikian GSVL. (jeklymassie)
Komentar
Posting Komentar