Ibadah Jumat Agung Dirangkai Perjamuan Kudus Jemaat GMIM Elim, GSVL: Kematian Yesus Kristus Tanda Cinta Sejati Yang Paling Dalam dan Murni Allah Kepada Manusia
Tuhan Yesus sangat mencintai manusia sehingga Ia rela menghadapi rasa sakit, penghinaan dan kematian agar manusia dapat menjalani hidup tanpa penghukuman dan memiliki hidup yang kekal. Ini adalah cinta sejati yang paling dalam dan murni dari Yesus Kristus kepada seluruh manusia.
Demikian kata-kata Ketua Pria Kaum Bapa Sinode GMIM Pnt DR Ir Godbless Sofcar Vicky Lumentut SH MSi DEA, usai mengikuti ibadah dirangkaikan dengan perjamuan kudus. Memperingati Jumat Agung kematian Yesus Kristus, di Jemaat GMIM Elim Wilayah Malalayang Satu Barat. GSVL didampingi istri tercinta yang juga Wakil Ketua W/KI Sinode GMIM, Pnt Prof Dr Julyeta PA Runtuwene MS.
"Shalom, selamat menghayati Jumat Agung hari kematian Tuhan Yesus. Sebagai umat yang percaya, kita mengimani bahwa kematian Yesus di kayu salib merupakan titik balik kehidupan manusia. Dari semula ada dalam kungkungan maut akibat dosa, berbalik menjadi hidup yang dipenuhi damai sejahtera, sukacita, serta memperoleh kepastian hidup kekal dalam Surga. Seperti tertulis dalam Alkitab, 'Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita,' Roma 6:23," ucap GSVL.
Lanjut disampaikan Walikota dua periode Manado ini, Tuhan tidak ingin manusia memikul kesalahan dan dosa dengan sia-sia, sebab ia sudah membayar harga dengan mati di kayu salib. Jadi, sebuah keharusan bagi manusia meninggalkan perbuatan yang tidak berkenan di mata Allah. Karena maut dan neraka menanti manusia yang terus dikuasai dosa kedengkian, iri hati, amarah, nafsu harta dan jabatan. Dan lebih celaka lagi ketika manusia yang mengaku sebagai pelayan Tuhan, namun lebih cendrung takut kepada manusia lain daripada Tuhan sang empunya hidup itu sendiri," tutur GSVL.
Lanjut kata GSVL. Firman Tuhan dalam Ibrani 8:12 yang berbunyi: Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” Dimaknai bahwa kematian Yesus Kristus adalah puncak karunia Allah untuk membebaskan manusia dari dosa. Sehingga dengan jelas Allah menginginkan ada perubahan dalam sikap hidup manusia yang murni, setia, sungguh-sungguh menjalankan setiap perintah-Nya, tekun berdoa, rajian beribadah, sedia melayani Tuhan dengan tulus.
"Karena jika kita tetap melakukan dosa, tidak ada lagi jalan keselamatan lain. Karena kematian Yesus hanya sekali untuk selama-lamanya. Mari kita baca di Kitab Matius 16:36. 'Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?'. Artinya apa, harta dan kekayaan serta jabatan, tidak menjamin bagi kita untuk memperoleh keselamatan," papar GSVL.
"Oleh karena itu. Jika merasa masih hidup dengan masalah duniawi dan dosa, saatnya kita bertobat. Kita harus jujur kepada Tuhan dan meminta Dia untuk memberikan pertolongan. Percayalah bahwa Dia akan memulihkan dan menopang hidup kita. Dia akan mengangkat dosa kita. Sebagaimana Yesus Kristus rela mati demi dosa saya dan saudara. Sekali lagi, selamat menghayati perayaan Jumat Agung Kematian Yesus Kristus, tetap hidup kudus, dan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala perkara. Tuhan Yesus memberkati," sambung GSVL. (jeklymassie)
Komentar
Posting Komentar