Nostalgia, GSVL 10 Tahun Dalam Pengabdian



Banyak yang meminta saya untuk merangkum sekaligus, catatan saya beberapa waktu lalu karena menurut mereka alangkah baiknya tulisan itu dibuat satu saja, ketimbang dibuat dalam beberapa bagian.
Alasannya, agar pembaca tidak kesulitan dan lebih mudah paham untuk membaca secara utuh tentang sepak terjang  pengabdian, DR Ir Gobless Sofcar Vicky Lumentut SH MSi DEA, selama dua periode, satu dekade atau sepuluh tahun sebagai walikota. 
GSVL telah meninggalkan begitu banyak legacy sekaligus hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dan menjadi role model dari perjalanan hidup pemimpin terbaik  yang pernah ada di Sulawesi Utara, Indonesia hingga dunia.
Sejak dipercaya memimpin Kota Manado, pada periode 8 Desember 2010  sampai 8 Desember 2015, dan 9 Mei 2016 hingga 9 Mei 2021. Laku keseharian GSVL tidak hanya merepresentasikan sosok pribadi yang baik, tetapi juga menjadi cermin bagi hadirnya kepemimpinan yang cerdas, inovatif, visioner, kuat, kreatif, dan tangguh.
Sebagai seorang pemimpin pemerintahan di Kota Manado.  Aktivitas GSVL tidak hanya sebatas menjalankan agenda yang tercatat dalam daftar panjang kegiatan sesuai protokoler Pemerintah Kota Manado.
Sepak terjang GSVL  juga ditentukan oleh visi, misi, nilai, dan cara pandangnya dalam melihat berbagai masalah sosial kemasyarakatan di sekitarnya. 
Tidak jarang ruangannya yang mewah di Kantor Walikota hanya jadi tempat persinggahan. Mantan Sekretaris Daerah Kota Manado ini, lebih banyak turun lapangan sekedar melihat progres pembangunan Kota Manado dan menyapa rakyat.
GSVL tidak hanya menjadi simbol pemimpin brilian, tetapi juga partner yang baik dan produktif, baik bagi pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) serta seluruh masyarakat Kota Manado. 
Dia merupakan tipikal pemimpin yang gemar berdiskusi demi memperkaya wacana guna menemukan perspektif baru serta solusi terbaik bagi masa depan Kota Manado.
Laiknya, John So mantan Walikota Melbourne, Hellen Zille mantan Walikota Cape Town, Marcelo Ebrard mantan Walikota Mexico City, Joko Widodo mantan Walikota Solo, Tri Rismaharini mantan Walikota Surabaya, dan Ridwan Kamil mantan Walikota Bandung. Sosok GSVL telah pula membuktikan dirinya merupakan salah satu Walikota terbaik.


Lihat saja deretan prestasi yang dia peroleh, pernah jadi walikota terbaik Indonesia, terpilih sebagai walikota paling menginspirasi, kreatif dan inovatif versi nasional serta internatisional. 
Hingga dia diberi mandat menjadi Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), dan Ketua Dewan Pengawas (Kadenwas) Apeksi, dan banyak prestasi lainnya.
Kenapa GSVL sukses menjadi pemimpin terbaik di Sulut, Indonesia bahkan dunia. Karena suami dari Prof Dr Julyeta PA Runtuwene MS ini, dikenal memiliki kapasitas pribadi yang cerdas, profesional, kuat, tekun, rasional dan tangguh.
Karena itu, perannya sebagai orang nomor 1 di Kota Manado benar-benar mampu menghadirkan nuansa berbeda hingga mencapai target-target pemerintahan yang ada. Setidaknya, hal itu tercermin dari pengakuan lewat jejeran penghargaan dan torehan prestasi.


Namun dalam perjalanan memimpin Kota Manado, GSVL bukan tanpa menghadapi masalah dan persoalan. Tapi berkat ketenangan cara pikir dan pola kerja terukur apapun masalah bisa diatasi GSVL.
Kita mulai ketika GSVL secara resmi dilantik dan ditetapkan sebagai Walikota Manado pada periode pertama 2010 silam. Tantangan kerja pertama GSVL yakni bagaimana mengubah serta menata pengelolaan administrasi keuangan Pemkot Manado yang hancur lebur akibat korupsi.
Dan karena latar belakangnya sebagai birokrat memudahkan GSVL menata tata kelola keuangan merujuk pada aturan yang berlaku. Dia memberlakukan sistem pengawasan pengelolaan keuangan secara ketat, di samping itu, Badan Pemeriksa Keuangan digandengnya untuk secara berkala memberikan arahan mengenai pengelolaan keuangan yang baik dan benar, serta tepat sasaran. 
Jauh hari sebelum dilakukan audit oleh BPK, GSVL memberikan 'warning' kepada seluruh jajarannya agar menyusun laporan anggaran terperinci dan wajib dilakukan dengan mengedepankan asas transparansi.
Dan hanya dalam waktu tidak lama, GSVL sukses membawa Pemkot Manado meraih penghargaan prestisius yakni opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah. 
Tahun 2012, GSVL bersama Pemkot Manado, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI merilis hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK), dimana Pemerintah Kota Manado dibawah GSVL meraih peringkat II nasional.
Sukses memberlakukan pengelolaan keuangan yang merujuk pada manajemen keuangan profesional dan bebas korupsi. 
GSVL kemudian diperhadapkan dengan masalah lain, yakni ketika dia harus berjibaku dengan tragedi bencana alam paling parah yang terjadi di Kota Manado sepanjang masa.
Banjir bandang pada 15 Januari 2014, meluluhlantakan Kota Manado. Dilaporkan 18 warga meninggal akibat bencana banjir dahsyat ini. Serta ribuan rumah mengalami rusak berat, sedang dan ringan.
GSVL langsung mengambil inisiatif, paska bencana tersebut. GSVL menerapkan tanggap darurat bencana. Dia juga turun langsung ke lapangan membantu rakyat terdampak. Dia memerintahkan agar instansi terkait bergerak cepat melakukan penyelamatan kepada warga.


Setelahnya, GSVL kemudian meminta agar warga yang berada di lokasi pengungsian diberi perhatian khusus, dengan memberikan bantuan, makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya.
Lanjut, tidak ingin melihat rakyat Kota Manado menderita, khususnya bagi mereka yang kehilangan rumah. GSVL kemudian mengusahakan di bangun rumah susun dan perumahan guna merelokasi warga yang paling parah terdampak.


Berkat kepiawaiannya sebagi pelobi ulung, pemerintah pusat merestui permintaan pengadaan rumah bagi korban bencana. Anggaran besar kemudian dikucurkan.  Namun ketika anggaran tersebut direalisasikan saat itu GSVL sementara non aktif selaku Walikota Manado, karena ikut dalam kontestasi Pilkada di 2015.
Meski telah berusaha maksimal dalam rangka penanganan serta pemulihan setelah bencana alam itu. Tidak meredupkan fitnahan, cacian para pembenci GSVL.
Mereka bahkan menyebut GSVL telah melakukan korupsi dana bencana alam. Padahal ketika anggaran itu dikucurkan dia tidak dalam kapasitas sebagai pengambil keputusan atau Walikota Manado. Karena dirinya tidak lagi menjabat, dan sedang mempersiapkan diri untuk bertarung kembali di Pilkada Manado 2015.


Usaha untuk merusak nama baik GSVL, selalu digaungkan. Tidak puas, mereka kemudian memanfaatkan kekuatan politik untuk menjerat GSVL lewat jalur hukum. Dia dilaporkan ke Kejaksaan Agung. 
Tapi lagi-lagi usaha untuk menjatuhkan GSVL, gagal total. Karena memang Kejagung tidak menemukan bukti korupsi yang dilakukan GSVL, sekali lagi ketika anggaran itu berjalan dia tidak menjabat walikota.
Dari sini terlihat, pribadi GSVL merupakan pribadi cerdas, kuat dan tangguh, baik secara fisik maupun psikologis. Di tengah situasi tegang dan krisis, sosok GSVL dapat mencarikan solusi konkrit. GSVL mampu menjadi sandaran yang menghadirkan ketenangan bagi rakyat dan pihak-pihak di sekitarnya.
Di tengah situasi psikologis rakyat Manado yang tengah goncang seperti itu, GSVL mampu tampil dengan kuat dan cekatan untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya. Semua itu ia lakukan dengan ikhlas dan tegar.
Meskipun, ketegaran itu akhirnya juga membuat dia tak kuasa membendung air mata. Karena kerja keras dan kebaikan yang dilakukannya berbalas cercaan, fitnahan dan makian. 
Untung mental GSVL telah terasah mantap, karena sikapnya yang selalu mengedepankan Tuhan.
"Saya memaafkan dan mendoakan mereka," itu kata GSVL.
Karena itu, wajar jika kenangan batin masyarakat Manado terhadap besarnya perhatian dan juga pelukan erat GSVL untuk rakyat yang berduka dan kehilangan rumah dan harta benda akibat bencana tersebut, tak akan lekang oleh zaman.
Itu cerita GSVL, bagaimana pribadinya bisa melalui situasi tersulit menghadapi bencana banjir bandang dengan tegar dan kepala tegak.
Di mata banyak orang, GSVL bukan hanya sekedar Walikota Manado. Dia juga merupakan diplomat dan juru komunikasi yang andal. 
Lihat saja bagaimana getolnya dia mempromosikan produk-produk asli Kota Manado, tempat wisata kepada dunia internasional. GSVL menjadikan teknologi sebagai basis diplomasi dalam rangka mempromosikan keunggulan Kota Manado.


GSVL kemudian menggagas lahirnya Manado Fiesta. Even ini dibesutnya secara mendetail, bukan hanya sekedar kegiatan seremonial, tapi bisa berdampak bagi perekonomian rakyat Manado.
Terbukti pelaksanaan Manado Fiesta, bisa berjalan sukses dan diakui oleh masyarakat internasional. Oleh pemerintah RI, Manado Fiesta masuk top even of the year.
Peran itu ia jalankan melalui peran-peran informal dalam proses interaksi dan komunikasi dengan para pengambil kebijakan baik di Provinsi Sulut, Indonesia bahkan dunia. Sejumlah duta besar sukses diyakinkan oleh GSVL mengenai potensi wisata dan beragam kerajinan Kota Manado.
Keluwesan GSVL dalam menjaga komunikasi dengan pejabat RI maupun internasional, terbukti efektif dalam mempromosikan potensi yang ada di Kota Manado. Di level ini, jelas peran GSVL tidak bisa dipandang sebelah mata.
Karena GSVL merupakan pribadi pemimpin yang sarat dengan nilai-nilai inovasi dan kreativitas.
Hal itu tidak hanya diwujudkan dalam laku kesehariannya yang sangat mencintai alam Kota Manado, seperti saat dia mempromosikan puncak Gunung Tumpa dan kerajinan-kerajinan tradisional lain yang diproduksi masyarakat Manado, tetapi juga dibuktikan melalui keberpihakan dan dukungannya yang besar untuk memberdayakan ekonomi kreatif di Kota Manado.


Keberpihakan tersebut menjadikan sosok GSVL sebagai salah satu figur kepala daerah yang berada di baris terdepan guna mendorong geliat ekonomi kreatif Manado.
Wujudnya, mulai dari menyuarakan usulan agar pusat-pusat perbelanjaan modern menyediakan tempat khusus bagi pelaku kreatif untuk memajang produksinya, hingga membuatkan etalase unik untuk produk kreatif binaan dengan brand yang menggunakan kata Manado.
Lainnya. GSVL juga mendorong perlindungan buruh dan pemenuhan hak-hak mereka di dunia usaha, hingga mengusulkan adanya kebijakan agar buruh dan pelaku usaha kecil dan menengah mendapat bantuan usaha dari pemerintah pusat.
Semua itu mengindikasikan besarnya visi, kesadaran dan kepedulian GSVL terhadap geliat dan masa depan ekonomi  Kota Manado. Maka tak heran jika kemudian dia dijuluki bapak UMKM.
Sosok GSVL merupakan cermin yang terang bagi hadirnya pemimpin modern yang mampu menjaga identitas kebudayaannya serta tampil prima sebagai pemimpin yang tegas, berani dan inovatif untuk merespon kondisi sosial-kemasyarakatan di sekitarnya. Posisi ‘walikota' memang bukan jabatan karir birokrat melainkan jabatan politik.
Tetapi di tangan GSVL, perannya dalam membawa perubahan dalam tatanan pemerintahan maupun kemasyarakatan itu terasa amat signifikan, efektif dan fungsional dalam menunjang upaya dan target-target pemerintahan.  
Selain itu, dalam kurun 10 tahun memimpin Kota Manado. GSVL telah mengajarkan kepada kita tentang makna kegigihan dan fokus pada hal detail dalam pekerjaan.


Di berbagai kegiatan GSVL, sangat serius ketika mendengar pemaparan atau berdiskusi dengan rakyat. Otak cerdasnya mampu mencatat notulensi diskusi yang berisi ragam informasi dan masukan masyarakat, untuk kemudian diimplementasikannya.
Semua itu ia lakukan dengan tekun, telaten, dan penuh sukacita. Bahkan, di pengujung akhir masa jabatan sekalipun, GSVL tetap semangat melakoni pekerjaan. Bayangkan hanya dalam waktu singkat mendekati akhir periode, lima penghargaan istimewa dipersembahkannya bagi jajaran pemerintah dan rakyat Kota Manado.
'Bapak Kerukunan'. Itu julukan kepada GSVL, oleh rakyat Manado khususnya dan masyarakat Provinsi Sulut pada umumnya. Selama 10 tahun memimpin Kota Manado. Kerukunan jadi komitmen utama GSVL untuk dijaga dan dipertahankan. 
"Manado adalah rumah besar kita semua. Mari saya ajak kita rawat dan jaga bersama. Agar tetap aman dan damai dengan terus hidup rukun," demikian kata-kata GSVL dalam setiap kesempatan bersua dengan rakyat.
Dia kemudian memperkenalkan 'salam rukun'. Tagline sederhana tapi memilliki makna luar biasa. Bahkan ucapan 'salam rukun' ini mendapat pujian dari Presiden RI Joko Widodo. Menurut Jokowi, selaku kepala daerah GSVL telah berkontribusi luar biasa dalam rangka menjaga keutuhan  NKRI.
Mengapa selama 10 tahun menjabat Walikota Manado, GSVL fokus untuk menjaga kerukunan. Alasannya sederhana karena masyarakat Kota Manado datang dari ragam suku, agama dan ras. Yang jika tidak dipagari dengan sikap hidup rukun, bakal memicu perpecahan dan intoleransi.
Kerukunan juga jadi konsen GSVL sejak awal menjabat. Demi menjaga agar rakyat Kota Manado tidak mudah terprovokasi dengan berita hoax, disusupi paham radikalisme, serta upaya mengadu domba rakyat Kota Manado.
GSVL berpandangan dengan terjaganya kerukunan di tengah rakyat Manado. Ujungnya tercipta kehidupan harmonis, kondisi aman dan damai. 
Yang secara otomatis, akan memudahkan seluruh program pembangunan terlaksana baik, berikutnya geliat ekonomi berjalan lancar. Hingga ujungnya akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kota Manado.
Dedikasi GSVL menjaga kerukunan. Menjadikan Kota Manado dijuluki  'miniatur toleransi dan persatuan Indonesia'. 
Selama 10 tahun menjadi Walikota, GSVL selalu berhasil membawa Kota Manado memperoleh penghargaan tahunan sebagai kota paling toleran di Indonesia.


GSVL kemudian meluncurkan slogan, 'Manado Kota Rukun' dan 'Manado Kota Doa'. Dia berharap slogan ini bukan hanya sebatas ucapan namun dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Manado.
'Manado Kota Rukun', memiliki arti bahwa rakyat Manado harus hidup saling menghargai, dengan terus membina serta menjaga toleransi. Agar suasana kondusif tetap terjaga. Ingat, dalam sepuluh tahun era kepemimpinan GSVL. Nyaris sama sekali tidak terdengar gesekan antar suku, agama dan ras di Kota Manado.
Sedangkan 'Manado Kota Doa'. Bagi GSVL diharapkan menjadi pola hidup yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan rakyat Kota Manado apapun agamanya. 
GSVL berkeyakinan, jika seluruh masyarakat senantiasa mendoakan kota ini. Maka Tuhan pasti akan menjaga dan melindungi Kota Manado dari musibah bencana alam maupun non alam.
Diapun kemudian membangun taman berkat sebagai simbol kerukunan sekaligus memohon doa kepada Tuhan. Dan menjadi pusat kegiatan kerohanian di Kota Manado.


Di akhir masa jabatannya. GSVL tidak meminta yang muluk-muluk kepada jajaran Pemerintah Kota Manado, tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh rakyat Kota Manado. Selain harapannya agar terus merawat Kota Manado dengan senantiasa hidup rukun. Dan terus mempertahankan slogan, 'Manado Kota Doa' dan 'Manado Kota Rukun'.
Besar harapan, legacy GSVL untuk terus menjaga kerukunan dan memupuk semangat persatuan, lewat sikap hidup yang saling menghargai dapat berkelanjutan meski dirinya sudah tidak lagi menjabat Walikota Manado. 
GSVL telah mengakhiri masa abdinya selaku Walikota Manado selama dua periode. Tetapi keteladanan yang dihadirkannya selama memimpin Manado tidak lekang oleh waktu.
GSVL selalu di hati dan akan menjadi lentera bagi rakyat Manado. Agar senantiasa menjadi warga yang mengandalkan Tuhan, hidup rukun, menghargai dan membantu sesama, memiliki mental unggul, kuat, dan penuh optimisme menyambut masa depan.
Ia sering berpesan, “Tidak ada jabatan atau kekuasaan yang abadi dan harus dipertahankan mati-matian. Itu hanya titipan Tuhan sementara. Untuk itu seorang pemimpin harus siap dan berjiwa besar. Karena dalam setiap kata 'selamat datang', selalu akan diakhiri oleh kata 'selamat tinggal,".
Terpenting bagi GSVL, telah memberi nilai-nilai positif sepanjang masa kepemimpinannya selama 10 tahun. Itu yang akan mengharumkan namanya, meski dia sudah tidak lagi memimpin Kota Manado.
Pemimpin yang takut akan Tuhan. Itu gambaran tentang sikap hidup GSVL. Dalam tugas dan pekerjaan selaku Walikota Manado, maupun panggilan melayani jemaat dalam kapasitas selaku Ketua Pria Kaum Bapa Sinode GMIM. 
Bagi GSVL tanpa perkenanan Tuhan, maka tidak mungkin dia mampu menjalankan tugas melayani rakyat dan jemaat dengan baik. Karena itu setiap hari, GSVL selalu memberi waktu untuk memuji, membaca Firman Tuhan, berdoa sebelum dia memulai semua aktivitas.
Benar, pemimpin takut akan Tuhan, tidak masuk kriteria apalagi syarat ketika seseorang memutuskan mencalonkan diri sebagai kepala daerah. 


Namun, saat terpilih dan diambil sumpah jabatan maka tanggungjawab seorang pemimpin bukan hanya kepada orang yang dipimpin, tetapi juga kepada Tuhan.
Sudah terbukti. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang takut akan Tuhan, Karena hasil takut akan Tuhan adalah memiliki hikmat untuk memimpin. 
Sosok GSVL dikenal mempunyai rasa hormat, rasa segan, dan rasa gentar pada Tuhan. Karena menurut dia. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat dan pengetahuan, takut akan Tuhan adalah menjauhi kejahatan.
Sebagai manusia biasa GSVL juga memiliki kekurangan. Namun dia berusaha untuk memperbaiki diri dengan rajin membaca Firman Allah setiap hari.
Karena bagi GSVL Firman Tuhan dalam Alkitab, merupakan pedoman hidup sekaligus buku yang mengajarkan tentang kebenaran dan kebaikan. Dari ketekunan membaca Firman, GSVL menjelma menjadi pemimpin yang kuat dan tangguh.
Lihat saja, dia tidak pernah melakukan hal-hal melanggar aturan dan ingkar pada sumpah jabatan selama 10 tahun menahkodai Kota Manado. 
Semua hal yang menyangkut tugas, pokok dan fungsi sebagai kepala daerah, berusaha diselaraskannya dengan apa yang diperintahkan Tuhan.
Bahkan sering dirinya menjadi sasaran fitnah dan amarah dari sekelompok orang yang tidak suka dengan program kerjanya maupun ketika dia melakukan pekerjaan namun dianggap tidak sesuai dengan keinginan para pembencinya.
GSVL hanya menjawab singkat. "Saya memaafkan dan mendoakan mereka. Terpenting apa yang saya lakukan demi kebaikan dan mempunyai manfaat positif bagi rakyat," begitu kata GSVL.


Bukan hanya tugas sebagai kepala pemerintahan. Segelintir orang yang tidak suka dengan GSVL, sering menyerangnya dalam panggilan pelayanan kepada jemaat, selaku Ketua Pria Kaum Bapa (P/KB) Sinode GMIM. Ada yang secara terbuka menyebut GSVL memanfaatkan posisi selaku Ketua P/KB, untuk mendapatkan kekuasaan.
Padahal selama menjadi Ketua P/KB, tidak sekalipun GSVL menyampaikan ajakan untuk mendukung dirinya. Atau kemudian menjadikan P/KB GMIM sebagai alat politik demi mempertahankan atau mencari kekuasaan. 
Bagi GSVL, melayani Tuhan harus dengan hati ikhlas dan iman yang sungguh. Dia tidak ingin pemberian dirinya kepada Tuhan ternoda oleh, keinginan duniawi, nafsu berkuasa, mencari popularitas dan mengeruk harta.
"Saya menjadi pelayan khusus Tuhan sudah sejak lama. Dan tak terbersit sedikitpun untuk memanfaatkan panggilan melayani demi kepentingan pribadi saya. Silahkan dinilai sendiri dan tanyakan kepada kawan-kawan P/KB GMIM apakah saya pernah menyampaikan ajakan untuk mendukung kepentingan politik saya. Yang ada saya selalu mengajak untuk terus bersatu dalam melayani keluarga, jemaat dan masyarakat demi kemuliaan nama Tuhan," ucapnya.
GSVL, telah memberi contoh tentang pemimpin yang berintegritas. Sehingga dalam 10 tahun pengabdian, pribadinya menjadi sosok yang dapat dipercaya dan memberi teladan yang baik. 
Yakni kepada mereka yang memiliki kedudukan lebih tinggi diatasnya maupun kepada mereka yang kedudukannya berada dibawanya.
GSVL pemimpin yang dapat mengatakan dengan tegas “tidak” pada hal-hal yang menentang aturan. Dan mendukung penuh hal-hal yang dianggap benar secara aturan yang selaras pada keinginan dan kehendak Tuhan.
Sikapnya yang selalu mengedepankan Tuhan. Menjadikan GSVL selalu termotivasi melakukan yang benar. Dia memiliki motivasi untuk melayani dan bukannya dilayani, motivasi untuk mensejahterahkan bukan disejahterahkan, motivasi untuk memberantas korupsi bukan ingin memperkaya diri dengan cara-cara yang melawan hukum. Dan motivasi membawa kebenaran bukan mengumpul dosa.
Karena prinsip takut akan Tuhan terus dipegangnya,  GSVL memiliki hati kasih, kasih kepada masyarakat yang dipimpinnya.  Dia peka terhadap kebutuhan masyarakat. Tidak hanya memikirkan kepentingan dan kebutuhan pribadi dan keluarganya saja.
Dia tidak kenal lelah dan tetap semangat bekerja lebih keras untuk mensejahterakan masyarakat.  GSVL tidak menutup telinga terhadap masalah-masalah yang terjadi, masalah terberat sekalipun seperti bencana alam banjir bandang dan longsor di 2014, maupun Pandemi Covid 19 sejak awal tahun 2020 sampai sekarang, sigap dan siap dihadapinya. 
Karena memiliki hati kasih dan bersandar pada kebenaran Firman Tuhan. GSVL sepanjang masa jabatannya tidak  melakukan tindakan korupsi, sebab ia tahu bahwa jika ia melakukannya maka masyarakat akan menderita. 
Sebaliknya ia bekerja keras, berpikir kreatif, melakukan terobosan-terobosan baru demi kepentingan rakyat. 


Tipikal pemimpin seperti GSVL sudah sangat langkah. Pemimpin yang memiliki hati kasih tidak menggunakan jabatannya untuk melakukan sesuatu yang tidak baik guna menjatuhkan orang lain termasuk pada lawan politiknya.
Satu waktu GSVL pernah berkata, “Saya bukan pemimpin yang sempurna. Sangat berat menjadi pemimpin. Karena itu saya butuh Tuhan untuk menguatkan dan menopang saya,".
GSVL sangat paham bahwa ia mengemban tugas dan tanggungjawab besar. Memikul beban rakyat  di belakangnya, bukan hanya dari sisi bagaimana agar mereka sejahtera, tapi juga dari sisi bahwa GSVL mampu mengukur dirinya sebagai orang yang sudah mampu berlaku adil untuk semua.
Nah, kedepan pilihlah pemimpin jemaat maupun masyarakat yang takut akan Tuhan, sebagaimana telah dicontohkan oleh GSVL. Sehingga kelak karena kerja baik dan benarnya kita sejahtera, dan karena nasihatnya akan membimbing kita menuju kebenaran dan kebaikan sesuai yang Tuhan mau.
Jarang ada kepala daerah seperti GSVL. Yang sangat sigap dan siap menghadapi persoalan berat. Dalam 10 tahun menjabat, GSVL merupakan salah satu kepala daerah di Sulut bahkan Indonesia, mampu membawa Kota Manado yang dipimpinnya survive atau bertahan. 
Meski mengalami bencana alam sebut saja longsor dan banjir bandang dahsyat awal tahun 2014 dan kemudian hingga saat ini berhadapan dengan pandemi Covid 19, yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2020.
Khusus pandemi Covid 19. Kalau saja walikotanya bukan GSVL, besar kemungkinan angka penularan Covid 19 atau virus corona di Kota Manado tidak terkendali dan masih cukup tinggi. 
Mau tidak mau, penerapan pembatasan sosial berskala besar bakal terus dilakukan. Dampaknya rakyat Manado makin menderita akibat kesulitan ekonomi.
Ketika pandemi Covid 19 sedang dalam fase puncak angka penularan di Kota Manado, pada awal hingga pertengahan  2020. 
GSVL langsung action. Tanpa kenal lelah, apalagi takut tertular virus corona, GSVL rutin turun lapangan. Dia berusaha memberikan sosialisasi terkait kebijakan pemerintah dalam upaya meredam Covid 19.
GSVL tidak gegabah dalam mengambil keputusan terkait cara penanggulangan Covid 19. Semua dipikirkannya secara matang dan terperinci, jika dilakukan pembatasan berskala besar apa keuntungan dan apa dampak kerugian bagi rakyat Kota Manado.
Manado kemudian masuk zona merah (daerah dengan resiko penularan virus corona tinggi) di Indonesia. GSVL tidak panik. Dia menghadapinya dengan tenang. Tidak ada lockdown total yang melarang masyarakat beraktivitas. 
Karena GSVL memandang menghentikan semua aktivitas masyarakat, mungkin bisa sedikit berpengaruh dengan menurunkan angka penularan Covid 19. Tapi, dampak fatal lainnya resesi ekonomi bakal menghantam Kota Manado, hingga rakyat akan dibuat tambah menderita.
GSVL yakin lockdown total bukan solusi satu-satunya mencegah dan meredam penularan virus corona. Yang mesti dilakukan seperti berulang kali disampaikan oleh GSVL yakni, membangun kesadaran masyarakat untuk hidup normal baru dengan menerapkan protokol kesehatan. 


Memakai masker saat berada di luar rumah, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menjaga kesehatan dengan rutin makan makanan bergizi serta berolahraga hingga secara alami imun tubuh terbentuk, dan tak mudah tertular virus corona.
Tidak cukup hanya sampai pada seruan dan imbauan tentang pentingnya disiplin Prokes Covid 19. Anggaran jaring pengaman sosial lewat APBD Kota Manado, disalurkan untuk membantu, pekerja harian, keluarga miskin dan warga terdampak di daerah episentrum Covid 19 agar meringankan beban mereka selama pandemi.


Namun demikian anggaran yang dikucurkan diawasi ketat oleh GSVL. Dia tidak ingin bantuan sosial kepada rakyat Manado diselewengkan, dan tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Setelah bantuan dikucurkan. 
Lanjut, GSVL kembali menggaungkan tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan bagi rakyat Manado. Program 'marijo ba kobong', yang ditelurkannya sebelum pandemi, kembali diserukan. GSVL mengajak rakyat Manado untuk menanam sebagian bahan kebutuhan pokok seperti sayur, rempah-rempah, buah-buahan cepat panen .
"Agar kebutuhan pokok kita bisa terpenuhi. Ayo saya ajak rakyatku Kota Manado berkebun di rumah. Manfaatkan pekarangan rumah, bagi yang tidak punya space cukup di rumah. Boleh pakai media polibag menanam sayuran, rempah-rempah dan buah-buahan. Ini untuk ketahanan pangan keluarga, sekaligus bisa memenuhi kebutuhan pokok dan asupan gizi tanpa harus sering keluar rumah," tutur GSVL kala itu.


Untuk fasilitas dan tenaga kesehatan, di Kota Manado. GSVL memberi perhatian khusus. Sebelum pandemi Covid 19 masuk Manado, GSVL telah memberikan instruksi agar seluruh rumah sakit di Manado menyiapkan ruang khusus bagi pasien Covid 19, dengan memperhatikan fasilitas ruangan yang memadai dan nyaman, serta penanganan medis yang cepat tepat.
Agar tenaga kesehatan terlindungi dari paparan virus corona. GSVL mengadakan langsung alat pelindung diri (APD) bagi Nakes Manado, tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat.


Masih banyak lagi kerja cepat, kerja keras, kerja tuntas, dan kerja cerdas GSVL dalam upaya meredam virus corona. 
Ini membuktikan bahwa GSVL adalah sosok pemimpin pemberi motivasi juga semangat, pemimpin pemberi contoh, dan pemimpin yang sangat peka dengan kejadian dialami masyarakat. Dia bahkan tidak peduli, tenaga, pikiran terkuras. Semangat untuk melayani rakyat terus membara. 
Bencana alam dan non alam tidak bisa membuat dia menyerah, GSVL bahkan semakin termotivasi bergerak lebih cepat dan efisien ketika melihat rakyat Manado mengalami kesulitan.
Berkat kerja tak kenal lelah, dan pola pikir terukur dalam menghadapi bencana alam maupun non alam. Rakyat Kota Manado, tidak pernah mengalami penderitaan berkepanjangan. Karena pemimpin mereka bertipikal pemimpin pekerja, pemimpin pemikir dan pemimpin pelayan.
"Terpenting ketika kerja untuk rakyat jangan andalkan kekuatan diri sendiri, tapi selalu membawa setiap persoalan hidup kepada Tuhan. Selain itu saya tetap berkoordinasi dengan pemerintah provinsi juga pemerintah pusat, sambil membangun sinergitas antar instansi terkait di Kota Manado. Dan paling penting kita didukung penuh oleh rakyat," tuturnya.
Memasuki masa akhir jabatan. Angka penularan Covid 19 di Kota Manado mengalami penurunan drastis. 
Namun demikian GSVL tetap memberi seruan agar rakyat Manado selalu berdoa dan patuh pada protokol kesehatan. Di samping itu GSVL mengajak rakyat Manado siap untuk divaksin, agar kedepan makin terbentuk 'herd immunity' atau kekebalan kelompok, agar masyarakat tidak mudah tertular virus corona maupun jenis virus dan penyakit lainnya.


Berkat jerih lelah dan juangnya, rakyat Kota Manado selalu dalam kondisi baik-baik saja. Roda perekonomian berjalan baik sekalipun dihantam bencana banjir bandang dahsyat 2014, dan pandemi Covid 19. 
Rakyat Manado merasa sangat kehilangan sosok pemimpin ideal, profesional dan berintegritas. Mereka jelas berharap semoga pemimpin Kota Manado selanjutnya memiliki cara pikir dan cara tindak dengan mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.
Semoga nanti akan muncul GSVL-GSVL baru untuk membawa Kota Manado makin maju, berkeadilan dan sejahtera.
"Jabatan itu milik Tuhan, tidak permanen. Ada perjumpaan ada pula perpisahan. Saya sudah melepas jabatan selaku walikota . Tapi ini bukan akhir segalanya, saya tetap akan berkontribusi lewat ide dan gagasan kepada pemerintah baru, agar Manado rumah besar torang samua akan lebih baik lagi. Terima kasih rakyat Manado atas dukungan selama 10 tahun saya memimpin. Doa saya Tuhan kiranya menjaga, melindungi dan memberkati rakyatku semua. Bagi saya pribadi maupun keluarga kalian sungguh kuat dan tangguh.  Salam sehat, salam bersih dan salam rukun," sebut GSVL.
Penampilannya bersahaja, cara pikirnya cerdas, dan dalam tindakan dia selalu melaksanakannya secara mendetail namun efisien.
Itu gambaran sederhana sosok GSVL. Masa bakti sebagai Walikota Manado satu dekade atau 10 tahun berakhir.
Ada begitu banyak momen dan kenangan indah, tapi ada juga ada banyak cerita kesedihan, kepahitan yang dialami oleh GSVL.


Tapi, lihat dia tetap berdiri kokoh dan tangguh. Dia berhasil membawa Manado maju dan sejahtera, karena keuletan bekerja dan sikapnya yang selalu mengedepankan Tuhan.
Keluarganya juga mendukung penuh. Istri tercinta, Prof Dr Julyeta PA Runtuwene MS. Atau kemudian biasa disapa Prof Paula, dan anak-anak serta cucu. Senantiasa mendukung penuh dan mendoakan GSVL.
Harus diakui keluargalah yang juga turut membentuk katakter kepemimpinan GSVL berintegeritas, profesional dan selalu mengedepankan kepentingan rakyat di atas segalanya.


Demikian pula jajaran pemerintah Kota Manado dan seluruh rakyat. Selalu mensuport kebijakan GSVL. Karena kata GSVL dengan kerja bersama, semua pekerjaan akan mudah dijalankan hingga memperoleh hasil maksimal.
GSVL tipikal pemimpin pekerja dan pemimpin pelayan. Dia tidak ingin melihat rakyat Manado menderita. GSVL adalah kepala daerah yang paham betul, sila kelima Pancasila. 'Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia'.


GSVL mengaku bangga telah menjalankan amanah dan kepercayaan rakyat dengan baik. 
Karena itu tak hentinya GSVL mengucap syukur kepada Tuhan, karena telah memberikan anugerah kesehatan, kekuatan dan kemampuan, hingga masa jabatan selaku Walikota Manado berakhir.
Ucapan perpisahan di hari-hari terakhir menjabat walikota terus bergaung. Datang dari seluruh lapisan masyarakat Kota Manado.
Mereka bangga dan terharu. Kebanggaan mereka karena pemimpin yang mereka pilih dua periode. Tidak pernah mengecewakan mereka. Semangat lewat kerja keras dalam menjalankan tugas, telah memberi rasa percaya diri bagi seluruh rakyat Kota Manado, bahwa mereka tidak salah memilih. GSVL pemimpin yang tepat dan ideal.
Ada juga rakyat yang merasa sangat sedih sampai terharu, harus berpisah dengan figur pemimpin teladan ini.
Tetapi mau tidak mau, suka tidak suka, di dunia ini tidak ada jabatan yang abadi. Semua akan berganti. Tinggal tergantung bagaimana si pemimpin itu mengabdi.
Tapi sangat disayangkan, ketika dirinya akan mengakhiri masa jabatan. Ada sebagian pejabat Pemkot Manado, yang tertular virus ketakutan.
Bahkan ada oknum pejabat yang secara terang-terangan menolak patuh pada perintahnya. Itu karena apa, takut kalau-kalau diganti oleh pemimpin baru nanti.
Padahal kata GSVL, diapun pernah merasakan hal serupa karena dirinya seorang birokrat. Tetapi, kepada atasannya GSVL menunjukan sikap profesional dan loyalitas penuh hingga akhir masa jabatan pimpinannya.
Menurut GSVL apapun jabatan yang diemban, semua sudah diatur oleh Tuhan.
Kini GSVL telah resmi meletakkan jabatannya. Dia kemudian mendoakan seluruh rakyat Manado dan segenap jajaran pemerintah Kota Manado. Agar senantiasa dalam perlindungan oleh Tuhan.
GSVL tak lupa mengajak semua komponen masyarakat termasuk mantan bawahannya di Pemkot Manado untuk mendukung penuh program kerja pemerintah dibawah kepemimpinan Walikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang.
"Mari rawat rumah besar kita semua Kota Manado. Terima kasih telah menopang lewat doa dan kerja bersama kepada seluruh rakyat Manado dan jajaran Pemkot Manado, selama saya memimpin. Dukung kepemimpinan yang baru, pak Walikota Andrei Angouw dan Pak Wawali Richard Sualang. Agar Kota Manado tercinta bisa lebih maju dan sejahtera," tuturnya.
"Torang samua percaya bahwa jabatan ini hanya titipan Tuhan, dan akan berakhir. Karena itu selama menjabat saya terus berusaha dan berupaya melakukan yang terbaik. Sekali lagi terima kasih telah mendoakan dan menopang saya dan keluarga. Perpisahan bukan akhir dari segalanya, saya tetap akan memberikan kontribusi lewat ide dan gagasan agar Kota Manado makin baik. Tuhan kiranya memberkati torang samua," tutup GSVL.


Terima kasih GSVL. Kerja dan dedikasimu bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Manado tidak akan pernah dilupakan dan lekang oleh waktu. 
Jika Tuhan berkehendak satu saat kita akan berjumpa dan kembali berjuang meski di arena yang berbeda. 
Doa kami dari rakyatmu di Kota Manado, kiranya Tuhan senantiasa menjaga dan melindungi serta memberi kesehatan kepada GSVL dan keluarga. 
Kami akan tetap setia dan terus bergerak untuk mendukung segala rencana dan cita-citamu kedepan. (jeklymassie)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berintegritas dan Sarat Pengalaman, CBT-GSVL Pasangan Paling Tepat Pimpin Sulut

Rekreasi Sederhana GSVL Bersama Istri dan Cucu Nikmati Pemandangan Danau Tondano Kuliner Kawangkoan Serta Udara Sejuk Danau Linow

GSVL Tetap Setia Melayani Meski Dihantam Beragam Cobaan