Manado Juara
Selamat pagi bu, ini pertama kalinya saya menulis tentang ibu.
Oww ya bu, saya lupa memperkenalkan diri, nama saya Jekly Massie, saya biasa membuat tulisan tentang kerja melayani, kerja cerdas, kerja keras serta kerja tuntas, seorang sahabat yang biasa saya dan mereka juluki cerdas.
Apa kabar bu, semoga sehat dan diberkati oleh Dia Yang Maha Segalanya, dalam mejalankan tugas sebagai orang nomor 1 di lingkup Universitas Negeri Manado (Unima).
Sengaja saya tak panggil Prof, nanti ada inbox masuk lagi.
'Bro jangan terlalu lebai, panggil saja nama. Tidak perlu pakai embel-embel gelar untuk pencitraan.' Sekedar antisipasi saja bu.
Apalagi di tahun politik, sahabat cerdas saja naik turun mimbar, melayani dan menyapa rakyat, dijelek-jelekan.
Kata mereka yang takar berpikir jongkok alias tak memiliki filter, 'masa ke rumah duka, masa politisi naik mimbar, ini pencitraan, masa Manado boleh juara di Barcelona dibayar kali."
Beruntung pak cerdas, bermental kuat. Dia sudah ditempah dengan ragam cobaan, pada akhirnya membangun karakternya menjadi tahan uji, tahan banting, dan tahan hantaman.
Balik ke judul di atas, 'Manado Juara'. Tulisan saya kali ini, lebih menyorot mengenai seorang wanita 'juara'.
Iya, dia juara dalam menjadi tiang doa bagi keluarga hingga langgeng dan harmonis sampat saat ini. Dia juga juara ketika berbicara tentang kerja melayani, juara dalam kompetensi hingga gelar dan jabatan akademisnya paripurna alias lengkap seribu persen.
Dia juara mengelolah TP PKK Kota Manado, hingga manado terlihat cantik dan indah. Dan juara lainnya, yang diraih lewat pola kerja pemimpin juara, kerja juara dan pelayan juara.
Oh ya, soal kata 'juara' bukan merujuk pada namanya. Tapi terserah kalau memang mau dijadikan julukan, tidak apa-apa.
Saya sejak awal tertarik membahas soal ibu juara.
Mengingat betapa penting, penerus
sahabat cerdas, harus merupakan sosok yang berada di level sederajat atau bahkan lebih tinggi lagi.
Ada banyak sosok, yang berseliweran. Mondar-mandir kaya strika cari dukungan. Bagi saya tak apa, karena kita hidup di negara demokrasi.
Namun, di benak saya muncul pertanyaan besar. Apa iya mereka punya kompetensi dalam bakti mengelola pemerintahan di Kota Manado.
Ingat Manado bukan sekedar ibukota provinsi, atau soal perut terisi, tapi juga kota ini serba dimensi.
Rakyatnya datang dari suku, agama, dan ras berbeda. Namun karena diolah oleh pemimpin cerdas, lihat Manado sekarang, pembangunan dan tingkat perekonomian tinggi, rakyatnya hidup serasi, dan pemerintahnya kreatif menelurkan inovasi.
Bukan maksud menepikan figur lain, tapi sekali lagi Manado butuh pemimpin dengan label pemilik nilai tinggi dari sisi kompetensi, hingga nantinya ketika dia memimpin ada kreasi, inovasi dan solusi.
Dan bagi saya tidak ada salahnya jika Ibu Paula, (boleh saya sapa pakai nama itu?). Didaulat menjadi penerus kawan cerdas.
Hmm...pasti nanti ada yang bertanya, tambah lagi pemasukan saya jadi miliaran rupiah, gegara tulis soal ibu Paula.
Nanti saja saya jawab langsung kalau ada yang bertanya.
Bisa juga sebentar setelah saya publish tulisan ini ada ocehan di inbox Medsos saya. "Tu kan ikut jejak kami, suami siap jadi gubernur, istri mau jadi walikota,"..
Kalau pertanyaan ini saya bisa jawab, sekiranya Ibu Paula nanti maju di Pilwako Manado tahun ini, kawan harus ingat ibu Paula maju bukan atas dasar keinginan diri.
Lah, saya yang amati sendiri. Setiap kali bercerita dengan sahabat cerdas, tidak pernah saya dan dia bahas soal ibu Paula ikutan Pilwako.
Ini bicara demand, kalau dalam konsep ekonomi, tentang satu produk karena kualitas baik sehingga banyak permintaan dari konsumen untuk memiliki produk itu.
Demikian juga dengan Ibu Paula. Kalau melihat jabatannya sekarang sebagai rektor, maju di Pilwako itu sudah bukan kelasnya lagi.
Ibu Paula, dalam dunia birokrat sudah masuk kategori Eselon I plus. Di kabinet pak Jokowi, ada beberapa rektor yang didaulat menjadi menteri.
Levelnya sudah seperti itu. Kalau kemudian jadi walikota Manado, itu sama halnya dengan turun kelas.
Kalaupun ibu Paula maju, (harapan saya sih harus ikut kontestasi Pilwako).
Maka ini menjawab demand atau kerinduan dan aspirasi rakyat Manado. Karena Ibu Paula bagi sebagian besar rakyat Manado, merupakan sosok tepat mengangkat citra Kota Manado yang sudah baik menjadi lebih baik.
Karena Ibu Paula saya dan mereka yakin pemimpin yang brilian, dengan pengalaman mentereng, performa kelas wahid. Tidak ada yang bisa membanta itu.
Sekali lagi, ketika memang benar Ibu Paula berkerelaan maju di Pilwako, bukan karena faktor suami, anak atau keluarga. Tapi soal dia memang sangat layak, dan cakap.
Dan sebuah kebanggan tersendiri, apabila Tuhan berkehendak dan rakyat Manado berkenan, Prof DR Ny Julyeta Paulina Amelia Runtuwene MS akan membawa, 'Manado Juara'..(jm)
Memang Super Sahabat Cerdas.
BalasHapusKota Manado harus berada ditangan pemimpin yg tepat.
Ibu Paula Lumentut Runtuwene adalah yg terbaik .
Luar biasa TUHAN pasti tolong
BalasHapus