Wonderful Woman
Langkahnya sigap, geraknya energik. Wajahnya yang bijaksana seperti menerangi ruangan.
Nama lengkapnya, Prof Dr Julyeta Paulina Amelia Runtuwene MS, salah satu 'wonderful woman' (wanita luar biasa) yang dimiliki bumi nyiur melambai.
Aku menunduk saat bersua dengannya. Sungguh aku kagum padanya sekaligus malu.
Ia yang dibenakku tergambar pasti pakaian dan penampilannya serba glamor dan wah, ternyata tidak demikian, Prof Paula begitu sederhana.
Tidak ribet untuk berkenalan dengan Prof Paula, dia ramah dan gampang akrab sekalipun yang bersua baru pertama kali.
Kecerdasan mumpuni, berwawasan luas, dan memiliki karakter suka melayani yang dulunya hanya kudengar, ternyata bukan sekedar cerita.
Dan saat aku berhadapan dengannya. Diri ini seperti berhadapan dengan bayanganku sendiri ketika terpapar sinar matahari.
Bayanganku itu mengejekku berkali-kali, "Hei, kamu iya kamu Jekly, kamu itu bukan siapa-siapa dibandingkan dirinya. Berkacalah dengan kesombongan yang dulu pernah kau bawa.."
Maafkan aku Prof, jujur aku cemburu pada sikapmu, tindakmu, tutur katamu, senyummu dan semua kebaikan yang kamu miliki.
Pada caramu itu, aku melihat kamu terus ceria penuh kebahagiaan, bahkan usiamu terlihat jauh lebih muda dan tubuhmu sehat, dengan takar berpikir cerdas.
Meski kedepan nanti kamu tidak mampu melawan renta, tapi aku yakin cara berpikirmu kelak masih akan sangat jernih dan tajam.
Caramu Prof mengungkapkan banyak hal menunjukkan ketinggian ilmumu, tetapi tetap dengan bahasa sederhana yang menunjukkan kerendahan hatimu.
Tubuh besarku ini bahkan mengecil berhadapan denganmu Prof.
Mulut ini tidak mampu berkata selain mendengarkan petuah Prof Paula yang menyejukkan dan selalu membawa nilai.
"Jek, kalau ada yang menjelek-jelek nama saya. Tidak perlu dibalas dengan makian dan cacian. Katakan saja, 'Terima Kasih, Tuhan Memberkati'..
Dengar kata-kata ini, kembali teringat nasihat kawan cerdasku, sama persis. Kata kawan cerdas itu. Jangan membalas buruk dengan buruk, jelek dengan jelek, caci dengan maki.
Aku tersadar, Tuhan ternyata di bumi ini masih ada orang baik dan bijaksana, tidak memandang latar jabatannya, dan tingkat ilmu yang ia miliki.
Prof Paula, seperti air tenang yang menyejukkan ditengah kepungan panasnya hawa nafsu para pembenci yang berteriak-teriak melontarkan kata-kata tak pantas dan santun.
Mengagumi Prof Paula dan kawan cerdas, tidak akan pernah kulupa. Akan kuceritakan dengan bangga kepada anak-anakku bahwa ayahnya pernah bertemu dua orang manusia yang selayaknya menjadi panutan banyak orang.
Rakyat Kota Manado bahkan Provinsi Sulut seharusnya bangga melahirkan seorang pemimpin pekerja, pemimpin pemikir dan pemimpin pelayan seperti Prof Paula.
Memang di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Akan tetapi sifat-sifat yang ditunjukkan Prof Paula patut jadi panutan. Dia dicintai oleh mahasiswan dan dosen di Universitas Negeri Manado (Unima), dikagumi rekan PKK dan PMI Kota Manado.
Dia disukai banyak orang melampaui batas-batas ras, suku dan agama.
Dan betapa indahnya ketika satu hari kelak dia diberi kesempatan melayani rakyat Manado.
Sehat selalu, Prof. Salam hormat..Dariku, yang harus banyak belajar padamu.(jeklyMS)
Aku menunduk saat bersua dengannya. Sungguh aku kagum padanya sekaligus malu.
Ia yang dibenakku tergambar pasti pakaian dan penampilannya serba glamor dan wah, ternyata tidak demikian, Prof Paula begitu sederhana.
Tidak ribet untuk berkenalan dengan Prof Paula, dia ramah dan gampang akrab sekalipun yang bersua baru pertama kali.
Kecerdasan mumpuni, berwawasan luas, dan memiliki karakter suka melayani yang dulunya hanya kudengar, ternyata bukan sekedar cerita.
Dan saat aku berhadapan dengannya. Diri ini seperti berhadapan dengan bayanganku sendiri ketika terpapar sinar matahari.
Bayanganku itu mengejekku berkali-kali, "Hei, kamu iya kamu Jekly, kamu itu bukan siapa-siapa dibandingkan dirinya. Berkacalah dengan kesombongan yang dulu pernah kau bawa.."
Maafkan aku Prof, jujur aku cemburu pada sikapmu, tindakmu, tutur katamu, senyummu dan semua kebaikan yang kamu miliki.
Pada caramu itu, aku melihat kamu terus ceria penuh kebahagiaan, bahkan usiamu terlihat jauh lebih muda dan tubuhmu sehat, dengan takar berpikir cerdas.
Meski kedepan nanti kamu tidak mampu melawan renta, tapi aku yakin cara berpikirmu kelak masih akan sangat jernih dan tajam.
Caramu Prof mengungkapkan banyak hal menunjukkan ketinggian ilmumu, tetapi tetap dengan bahasa sederhana yang menunjukkan kerendahan hatimu.
Tubuh besarku ini bahkan mengecil berhadapan denganmu Prof.
Mulut ini tidak mampu berkata selain mendengarkan petuah Prof Paula yang menyejukkan dan selalu membawa nilai.
"Jek, kalau ada yang menjelek-jelek nama saya. Tidak perlu dibalas dengan makian dan cacian. Katakan saja, 'Terima Kasih, Tuhan Memberkati'..
Dengar kata-kata ini, kembali teringat nasihat kawan cerdasku, sama persis. Kata kawan cerdas itu. Jangan membalas buruk dengan buruk, jelek dengan jelek, caci dengan maki.
Aku tersadar, Tuhan ternyata di bumi ini masih ada orang baik dan bijaksana, tidak memandang latar jabatannya, dan tingkat ilmu yang ia miliki.
Prof Paula, seperti air tenang yang menyejukkan ditengah kepungan panasnya hawa nafsu para pembenci yang berteriak-teriak melontarkan kata-kata tak pantas dan santun.
Mengagumi Prof Paula dan kawan cerdas, tidak akan pernah kulupa. Akan kuceritakan dengan bangga kepada anak-anakku bahwa ayahnya pernah bertemu dua orang manusia yang selayaknya menjadi panutan banyak orang.
Rakyat Kota Manado bahkan Provinsi Sulut seharusnya bangga melahirkan seorang pemimpin pekerja, pemimpin pemikir dan pemimpin pelayan seperti Prof Paula.
Memang di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Akan tetapi sifat-sifat yang ditunjukkan Prof Paula patut jadi panutan. Dia dicintai oleh mahasiswan dan dosen di Universitas Negeri Manado (Unima), dikagumi rekan PKK dan PMI Kota Manado.
Dia disukai banyak orang melampaui batas-batas ras, suku dan agama.
Dan betapa indahnya ketika satu hari kelak dia diberi kesempatan melayani rakyat Manado.
Sehat selalu, Prof. Salam hormat..Dariku, yang harus banyak belajar padamu.(jeklyMS)
Komentar
Posting Komentar