Doa Kami Untukmu Pak Vicky
"Mohon doakan Pak Vicky ya.." Begitu pesan yang saya share di mesenger faisbuk dan wa saya.
Inilah hari-hari yang melelahkan bagi Pak Vicky. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, dia mendedikasikan diri untuk memberi rasa aman, melindungi rakyat Manado dari paparan virus corona atau covid 19.
Pak Vicky membentuk Satgas penanggulangan covid 19. Tapi melihat gerak mereka agak sedikit kurang tanggap, bisa jadi karena gugup, apalagi harus melawan rasa takut diri sendiri, dan mungkin sedikit tak paham soal SOP. Jadilah Pak Vicky, harus turun tangan sendiri. Dia tidak takut, sekalipun dirinya menjadi rentan terpapar virus covid 19. Ajakan cuci tangan, makan makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga teratur, selalu didengungkan.
Padahal sejak awal dia sudah memerintahkan seluruh bawahannya di Pemkot Manado untuk memberi edukasi kepada rakyat.
Tapi apa iya mereka berani, door to door bertemu rakyat..ehmm..ada juga yang berani sih..'malam pak mau tagih retribusi sampah.'..gubrakkkk, pikirku mereka mau kasih masker sama pembersih tangan gratis, sekalian beri tahu cara apa agar virus corona ini tak gampang masuk ke tubuh.
Buatku tak masalah tagih retribusi sampah. Mereka juga pejuang kesehatan. Kalau sampah tak diangkat, pasti jadi sumber penyakit.
Namun, alangkah baiknya, sekalian tagi uang sampah, kalau bisa ada sedikit sosialisasi ke masyarakat cara menangkal virus corona, kan lebih efektif..
Kembali bicara kerja, kerja, dan kerja pak Vicky. Kepekaannya terhadap persoalan yang menyangkut hajat hidup rakyat, sudah tak perlu ditanya lagi.
Dia pemimpin pelayan, kerja tak setengah hati tapi dengan segenap kemampuan terbaik yang dimilikinya.
Sekalipun nyawa jadi taruhan, akibat over gairah dan semangat dalam abdinya kepada rakyat, juga melayani Tuhan.
Sumpah! Tidak ada pemimpin di Sulut seperti dia. Nyata, rela berjibaku melawan virus corona.
Sekali waktu saya pernah mengingatkan beliau, 'Pak meski pemimpin rakyat, jaga kesehatan. Karena virus corona oleh WHO disebut rentan menular pada orang yang kondisi fisik lemah, termasuk kelelahan..
Jawab Pak Vicky ringkas tapi mengena hati. 'Terima kasih Jek, doakan saja. Kalau bukan saya, siapa yang kerja untuk menjaga Manado dan Sulut tak terpapar covid 19. Ini konsekuensinya jadi seorang pemimpin'..
Saya sendiri, tak tahu lagi harus membalas pesan wa Pak Vicky..sebaris kalimat kutulis..'doa saya dan mereka kiranya Tuhan sertai bapak..
Pak Vicky jadinya seperti paramedis mendapat tugas ekstra. Pak Vicky bukan saja lelah, tapi juga berada pada situasi yang berbahaya.
Sekali lagi dia rentan terkena dampak virus, karena setiap hari 'bersentuhan' langsung dengan rakyat.
Pak Vicky, sudah mengikuti protap. Dengan memberi arahan bagaimana menerapkan social distancing artinya meminimalisir kontak fisik dengan orang lain.
Jabat tangan diganti dengan mengangkat tangan kanan terus letakkan di dada. Menyatuhkan telapak kedua tangan memberi hormat sambi membungkukkan badan.
Nyatanya, itu memang diikuti bawahan dan rakyat Kota Manado. Sayang, Pak Vicky tak bisa menahan diri, saking akrab dengan rakyat. Ketika tangan rakyat terulur mau berjabat. Bukannya mengambil jarak, dia menjabat tangan rakyat. Lah, terus salaman pakai tangan di dada tak berlaku bagi bapak..
Kini virus corona ibarat bunga sedap malam, dimana bunga itu ada, pasti baunya kecium dalam radius yang lumayan.
Ketika kita ribut dengan segala kesok-tahuan kita tentang penyakit ini dan bagaimana seharusnya pemerintah bekerja, Pak Vicky terus bergerak memberi teladan nyata hakikat seorang pemimpin, dia menjauh dari keriuhan media sosial.
Pak Vicky bukan orang yang sibuk teriak, "LOCKDOWN BIAR RAKYAT TAK MAKAN, PAKAI TOPENG BIAR SEKALIAN TAK BERNAFAS, PAKAI BAJU ASTRONOT BIAR SEKALIAN TAK BISA JALAN !" tanpa memikirkan ekses negatifnya.
Pak Vicky, bukan pemimpin kemarin sore. Yang tahunya cuma ngurus politik, dia sangat paham dengan birokrasi pemerintahan, karirnya mentok di level paripurna.
Pak Vicky tahu, itu bukan kapasitasnya menentukan lockdown, darurat bencana non alam, atau social distancing pakai model benar-benar tak bisa menyapa atau berada dekat orang lain.
Kata Pak Vicky, tugasnya paling penting bagaimana covid 19 jangan sampai menular kepada rakyat Manado.
Bahkan dia mengajak semua kepala daerah di Sulut, untuk tak takut turun lapangan.
Dan haram bagi Pak Vicky, mengaitkan tugas mulia kemanusiaan dengan agenda politik. Seperti yang didengungkan oknum tertentu yang berusaha menjatuhkan motivasinya terus melayani rakyat.
"Masa untuk keselamatan rakyat, dimanfaatkan untuk cari perhatian politik. Saya tidak seperti itu, bagi saya keselamatan rakyat jauh lebih penting," ungkap dia.
Iya benar sih pak, tapi kan beda bapak dengan pemimpin lain. Bagi mereka ini kesempatan melegitimasi diri, pakai acara pres konfrence, sambil berkata.
'Saya prihatin semoga rakyat tetap hebat..Adalagi, 'kuat ya rakyat Sulut, saya diberkati untuk memberkati..juga ada 'ayo maju, saya pernah merasakan dizolimi', terus apa tindakan nyata bagi rakyat.
Hanya berani beriklan di media, tulis status di Medsos, di kantor tak terima rakyat, cepat-cepat pulang ke rumah terus istirahat, tak mau berinteraksi lagi dengan rakyat.
Waduhh...gawat kalau tipikal pemimpin Sulut nanti hanya jago planta plente, yang penting sudah cuap ciap, tanpa sadar air liurnya menetes..
Pak Vicky juga tidak peduli seruan beberapa oknum wakil rakyat yang berusaha meraih keuntungan pribadi dari situasi, padahal ketika situasi tenang, kerjaan mereka hanya keluar negeri..
Pak Vicky terus memberi edukasi, dia tak mau rakyat Manado jadi parno alias panik berlebihan.
"Kabarnya yang sembuh 8 orang. Yang meninggal lebih sedikit, itu juga karena komplikasi. Mereka sudah berusia lanjut, imun tubuh mereka lemah dan komplikasi dengan penyakit berat yang mereka bawa.."
Begitu kata Pak Vicky, dan kata-katanya itu benar bukan hoax, karena didapatnya dari otoritas resmi Kemenkes.
'Saya memberi tahu bahwa Corona bukanlah penyebab tunggal kematian, tetapi sebagai pelengkap dari penyakit yang pasien derita. Jika kita sehat, tentu akan lebih mudah disembuhkan, apalagi jika pikiran kita bahagia.' Ahh, jadi tenang dan legah dengar kata Pak Vicky itu.
'Tapi meski demikian kita harus waspada, berdoa sungguh-sungguh pada Tuhan kiranya Sulut khususnya Kota Manado, dijauhkan dari bencana dan penyakit seperti virus corona,' itu kata Pak Vicky.
Apa tindakan lain pak? Tanya saya.
'Ini Jek. Bangun narasi positif pemberitaan, kata-kata memotivasi hidup sehat, dan terutama kalimat doa pada Tuhan. Narasi positif itu adalah bagian dari membangun kesadaran, memberi ketenangan pada rakyat. Bagi saya itu saja sudah cukup membanggakan. Tidak perlu slogan, tidak perlu nama, hanya kabar yang menggembirakan'.
Wouuu, kata-kata Pak Vicky itu, sungguh membuat hati ini jadi bahagia. Dia paham rakyat seperti saya dan mereka butuh ketenangan, butuh jaminan bahwa pemerintah akan terus hadir dalam kondisi apapun.
Oke, mungkin tulisan pendek ini cukup sampai di sini. Tidak perlu kuganggu Pak Vicky yang sedang kerja melayani, kerja cerdas, kerja keras, kerja tuntas, untuk kebaikan rakyat.
Lebih baik berdoa buat Pak Vicky, kiranya dia senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Hingga semua kembali seperti sediakala. Indonesia termasuk Sulut dan Kota Manado tangguh. Kita sudah sering mengalami situasi rumit, tapi tetap ada "tangan" yang bekerja tanpa terlihat, seperti dilakukan Pak Vicky.
Pak, selamat bekerja, doa kami juga bagi bawahan bapak yang ikut cara kerja tak kenal takut seperti Pak Vicky.
Satu waktu, ingin kutuangkan secangkir kopi dan teh untuk Pak Vicky yang sudah bertaruh nyawa.
Pak, tak apa istirahat sejenak, kalau bapak merasa penat dan lelah. Mari ke rumah kopi di kawasan Mega Mas.
Akan kubagikan cerita ini untuk menghormati perjuanganmu kepada mereka dengan hati bahagia, sebahagia kamu terus memberi arti.
'Kepemimpinan adalah contoh', 'kepemimpinan adalah mengabdi', dan 'kepemimpinan adalah melayani, dan kamu Pak Vicky, bagi saya dan mereka layak disematkan tagar 'keteladanan seorang pemimpin'.
Terima kasih, tekun berdoa, selalu sehat, tetap cerdas, salam rukun, God Bless..(jeklyMS)
Komentar
Posting Komentar