'Lockdown' Manado




"Walikota Manado, harus ambil keputusan tegas, lockdown jangan sampai virus corona merengut nyawa baru bertindak. Pemimpin cerdas masa lambat'.
Itu saya baca dari status seseorang di faisbuk, saya sendiri tak tahu jenis kelaminnya apa.
Soalnya cuman pakai gambar seperti pulau di foto profil, sampai unggahan foto ada orang lagi nangis, laut, sama kelapa dan pala doank...
Gini 'pela' (perempuan/laki-laki), status di FB kamu itu keren, tapi cobalah kalau mengeritik pakai akun jelas, kan enak saya dan kau bisa saling bertukar pandang..
Pela....langkah GSVL antisipasi covid 19 sudah sesuai prosudur. Dia berpikir matang dulu sobat sebelum ambil keputusan.
Dia juga tidak mau kebijakan tidak sesuai atau malah tabrakan dengan SOP dari pemerintah pusat.
GSVL, bukan kepala daerah bodoh. Yang seenak perut mau 'lockdown'. Menutup sekolah selama dua pekan, dia anggap sebagai langkah tepat, begitu juga dengan memberi himbauan untuk tidak mengadakan acara yang melibatkan banyak orang.
Saya sendiri bingung membaca statusmu Pela...
Apa yang dilakukan GSVL dipikirnya matang, terutama dalam skala prioritasnya.
Kalau GSVL mau berfikiran seperti kamu yang nulis status norak sih gampang aja buat dia.
"Manado LOCKDOWN.. semua kegiatan diliburkan sampai batas waktu yang tidak ditetapkan.."
Undang media, bicara dengan wajah diatur sedemikian rupa. Dan setelahnya GSVL dapat tepuk tangan dan sorak meriah, lantas GSVL disebut walikota yang tanggap bencana.
Ahh, dia tak mau seperti itu. Kalau pemimpinmu paling sudah nangis terisak..'virus corona tak sekejam derita yang kurasa dizolimi, masuk bui, dan macam-macam derah dan derita..
GSVL pemimpin cerdas dalam bertindak. Dia tak mau gara-gara baca status kamu dan kawan-kawan sekerjamu, bikin keputusan yang berdampak bahaya bagi ekonomi Kota Manado.
Pasar tidak ada pedagang. Kesejahteraan rakyat rontok. Ekonomi anjlok. Produksi berhenti. Distribusi makanan tak jalan. Beli bahan pokok harga tanah. Rakyat kelaparan, hingga yang mati kelaparan seratus kali lipat dari yang positif covid 19.
Pela...kamu bisa mikir kayak GSVL nggak. Ah, kalau buat status kan gampang aja, biar pemimpin kamu senang..
'Lapor pak atau lapor bu, GSVL sudah saya serang, tapi itu ada yang nulis, katanya otak saya jongkok'.
Pela-Pela, pikirmu status itu bisa membuat GSVL terpengaruh dengan apa mau kamu dan kawan-kawan sehati.
GSVL tidak sedang berpikir bagaimana dapat tepuk tangan sebagai Walikota paling tanggap bencana.
Kerjanya silent tak berisik, apalagi semua kerjanya harus pake media.
Tapi lihat penanganannya maksimal. Dia tak mau terjebak seperti Gubernur DKI, bikin keputusan supaya dia disebut Gubernur paling pro rakyat. Dibuatnya Jakarta 'mati' tidak ada aktivitas.
Eh, setelah evaluasi, lebih banyak ruginya daripada untung.."Maaf, itu cuman simulasi.." jawaban elegan Gubernur bermulut stabil, tapi semua kebijakan nol besar.
Sobat, GSVL sudah benar. Intinya adalah bagaimana dia sebagai orang nomor satu di Kota Manado, mampu meredam kepanikan.
Dia bahkan tak suka jika ada informasi dari Satgas yang dibentuk tidak berkoordinasi dengan instansi terkait, apalagi benturan dengan data dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid 19 pemerintah pusat.
GSVL ingin informasi yang disebarluaskan oleh Satgas tidak hanya asal bunyi, apalagi malah memunculkan hoax berisi ketakutan dimana-mana.
Dan dibalik semua itu GSVL kerja keras..bukan ehmmm, diam di rumah undang media..cuap-cuap beri hadiah. Atau, 'ini seratus juta bikin akun seratus, hari-hari tugasmu, buat status semua yang dilakukan GSVL salah'. Ini kan bego..
GSVL itu pemimpin pekerja, bukan pemimpin suka tebar pesona mulut. Data sebaran Corona dipegangnya.
Bahkan jauh sebelum pemerintah pusat mengumumkan ada warga Indonesia positif corona.
GSVL sudah bergerak dia meninjau kesiapan RS di Manado khusus tempat isolasi pasien virus corona, melihat penanganan petugas bandara, turun lapangan melihat ketersediaan logistik atau kebutuhan pokok bagi rakyat, sampai berjibaku sapa rakyat beri edukasi, bagi-bagi masker, gelar rapat koordinasi lintas intansi. Hingga dia tak sadar rentan terpapar covid 19.
Jadi sobat kalau buat status, pakai otak jangan pakai dengkul.
Enak, kerjanya buat status cuman maksa doang. Tapi setelah status itu diikuti, dan terjadi chaos. Statusnya dihapus tidak mau tanggung jawab.
Dan GSVL, seperti biasa dia tegas dan punya pendirian, status di Medsos yang menjelekkan, menghina, menghujat namanya dia tak peduli.
Paling penting kerja saja. Kata GSVL, "Enak aja, saya yang tahu kondisi lapangan, masa status Medsos yang mengatur kebijakan saya.."
Saya bisa bayangkan, tekanan seorang GSVL dalam situasi ini. Bukan saja dari Manado tapi luar daerah menekan gila-gilaan, apalagi tujuan status mereka kalau bukan urusan Pilgub, iya kan Pela?
Jadi tolonglah, jangan bandingkan kerja buat status atas perintah bos kalian dengan GSVL. Gak layak. Gak "Lemong to Lemong" bahasa kerennya.
GSVL sekali lagi tidak perlu pencitraan di tengah bencana kemanusiaan covid 19. Dia hanya ingin kerja yang benar, benar-benar kerja. Bukan kerja sebentar, banyak berkata-kata.
Apresiasi pada pola pikir GSVL yang menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya.
Terakhir buat sobat yang tulis status di FB, bersama rekan-rekan dikau terkasih. Kalau menurut saya yang di "lockdown" pikiran sempitmu sobat.
Bahwa apa yang kamu buat layaknya virus corona. Hanya memunculkan kata-kata menyudutkan orang, kemudian memanfaatkan rasa itu demi keuntungan pribadi belaka.
Gini Sobat kalau bikin status yang cerdas dikit lah, ini resep dari saya perbanyak makan sayur, jangan makan semen biar otaknya encer tak mengeras.
Terus pakai akun asli, biar saya bisa melihat siapa kamu sesungguhnya, karena tegak tidaknya standar otak kita, dilihat dari keberanian menunjukkan eksistensi diri secara nyata, bukan palsu karena bayaran..
Terima kasih, mohon maaf kalau ada salah ketik. Salam sehat, salam cerdas, salam rukun. Dari saya pemilik akun FB 'Jekly Massie'..God Bless..🙏🙏🙏🙏🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berintegritas dan Sarat Pengalaman, CBT-GSVL Pasangan Paling Tepat Pimpin Sulut

Rekreasi Sederhana GSVL Bersama Istri dan Cucu Nikmati Pemandangan Danau Tondano Kuliner Kawangkoan Serta Udara Sejuk Danau Linow

GSVL Tetap Setia Melayani Meski Dihantam Beragam Cobaan